Selasa, 23 November 2010

Indera peraba

Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Pada bibir, ujung jari, ujung lidah dan alat kelamin terdapat banyak sekali reseptor dengan serabut saraf sensorik. Dengan demikian, ujung jari dapat membedakan dua titik rangsangan bahkan bila jarak kedua titik 1 mm.  Hal tersebut disebabkan karena masing-masing titk rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga otak dapat membedakan dua titik rangsang tersebut.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan sumber rangsangan
1.      Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
2.      Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3.      Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
Berdasarkan morfologi
1.      Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
2.      Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Kulit terdiri dari 3 bagian :
1.      Epidermis, yaitu bagian terluar.
2.      Dermis, terdapat kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, volicall rambut, akar rambut, dan kelenjar sebaseus.
3.      Sebcuta neaus, pembulu darah, syaraf cutaneus dan jaringban otot.
Reseptor kulit dan hamtaran implus terletak di syaraf perifer.
Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Fungsi kulit :
1.      Monoreseptor, yang berkaitan dengan indera peraba, tekanan gerakan, kinestesi.
2.      Thermoreseptor, yang berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin.
3.      Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme proyektif bagi kulit.
4.      Kemoreseptor, yang mendeteksi rasa asam basah dan garam.
Macam-macam reseptor pada kulit :
1.      Epidermis :
a.         Mekanisme dies, berupa sentuhan oleh orang lain yang tidak dikenal.
b.         Meisnor corpuscle, berupa sentuhan orang yang di kenal.
2.      Dermis :
a.         Reseptor Rufini’s (panas)
b.         Reseptor Endkrause (dingin)
c.          Reseptor Pacini’s Corpuscle (tekanan atau pijatan)
3.      Reseptor free ending (rasa sakit), jangkauannya lebih luas disbanding reseptor lain, karena tersebar di seluruh permukaan kulit.
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.
Epidermis untuk mendeteksi sentuhan. Terdiri dari merkel’s dics (sentuhan oleh orang lain yang tidak dikenal), dan meisners corpuscle (sentuhan orang yang dikenal).
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
Tendo patella di ketuk  dengan palu reflek, maka tungkai bawah menunjukkan reflek extensi cepat akibat kontraksi otot-otot ekstensor tungkai. Mekanismenya adalah tendon pattela di ketuk à serabut tendon tertarik à otot dan serabut kumparan teregang à mengaktifkan reflek regangan. Selain mengaktifkan otot – otot ekstensor, reflek pantella juga menyebabkan relaksasi otot-otot yang berlawanan dengan ekstensor : fleksor. Karena semua motor neuron dibawah terangsang, sehingga hanya mekanisme relaksasi yang akan menghentikan neuron motorik. Ini dilakukan olh interneuron inhibitori yang diaktifkan oleh interneuron inhibitori yang diaktifkan oleh cabang serabut kumparan sensori.

Ø  Lokalisasi taktil
Kemampuan sensori taktil dikategorikan dalam dua hal yaitu diskriminasi intensitas dan diskriminasi spasial. Diskriminasi intensitas (misal sensitivitas) merujuk kepada kemampuan menilai  kekuatan simulus; diskriminasi spasial merupakan kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsang. Basis saraf dari sensitivitas membedakan taktil terletak pada jumlah cabang sensori dan unit sensori pada setiap area di kulit.
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

Ø  Sensasi
Sensasi adalah suatu perasaan yang timbul akibat adanya stimulus suatu reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus – menerus disebut sensasi beriringan (after image).
Ciri – ciri sensasi :
a.      Modalitas atau modal Modalitas dari sensasi adalah panca indera.
b.      Kualitas atau mutu
c.       Adaptasitas
d.      Intensivitas atau kekuatan
e.      Durasitas atau lama
Daftar Pustaka

Iqbal ali.November 12, 2008.indera peraba. http://iqbalali.com/2008/11/12/indera-peraba/.24-03-2010
anonym.October 5, 2009 at 3:09 pm. Indera peraba. http://signaterdadie.wordpress.com/2009/10/05/indera-peraba/24-03-2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar